Bismillahirrahmanirrahim,
Sahabat,
kali ini saya mencoba membuat artikel dengan judul "Manusia,
Kegelisahan dan Pandangan Islam Terhadapnya". Tidak bisa dipungkiri
bahwa dalam hidup manusia pasti pernah mengalami apa yang dinamakan
kegelisahan, dengan jujur saya pun masih sering mengalami hal tersebut
atau yang populer dengan nama Kecemasan,
Apa
itu gelisah ? menurut saya pribadi gelisah adalah suatu kondisi
psikologis manusia dimana saat itu manusia merasa tidak tenang dengan
apa yang sedang atau akan dijalaninya dan timbul perasaan bingung, tidak
tentram dan perasaan tidak menyenangkan yang lainnya. Itu menurut saya,
menurut wikipedia indonesia gelisah adalah keadaan psikologis
dan fisiologis dicirikan oleh komponen somatik, emosional, kognitif, dan
perilaku. Seseorang dikatakan gelisah bisa dilihat dari tingkah laku
dan raut atau ekspresi dari wajahnya.
Kegelisahan
dapat bersumber dari apapun, misalkan disebabkan oleh harta, kedudukan,
percintaan dan semua hal dalam kehidupan manusia bisa menjadi penyebab
kegelisahan. Seorang Psikolog Austria Sigmud Freud yang juga pendiri
aliran Psikoanalisa dalam psikologi menyebutkan jenis - jenis
kegelisahan atau kecemasan dibagi menjadi 3 yaitu kecemasan
kenyataan(obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril. Berikut
penjelasannya :
• Kecemasan obyektif
Suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya
dalamdunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang
yang mengancam utnuk mencelakakannya.Pengalaman bahaya dan timbulnya
kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang
mewarisi kecenderungan untuk menjadia takut kalau ia berada dekat
dengan benda-benda tertentu dalam keadaan tertentu dari lingkungan.
• Kecemasan neorotis
Timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah Menurut Sigmund
Freud kecemasan ini dibagi tiga macam yakni; kecemasan yang timbul
karena penyesuaian diri dengan lingkungan, bentuk ketakutan
yangirasional (phobia) dan rasa takut lain karena gugup, gagap dan
sebaganya.
• Kecemasan moril
Disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki
bermacam-macam emosi antara lain:isri, dengki, marah, gelisah, cinta,
rasa kurang. Semua itu merupakan sebagian dari pernyataan individu
secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sikap seperti
itu sering membuat orang merasa kwatir, cemas, takut gelisah dan putus
asa.Bila dikaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena hakekatnya orang
takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman,
baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Mengatasi kegelisahan ini
pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap
tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala
kesulitan dapat kita atasi.
Selanjutnya kegelisahan manusia tersebut
dapat menjadi seperti merasa selalu terkucilkan, keterasingan, merasa
tidak pasti dan kesepian.
Sedangkan sekarang bagaimana pandangan islam terhadap kegelisahan ?
Gelisah
merupakan salah satu penyakit hati yang harus cepat diobati, seperti
halnya penyakit lain maka apabila penyakit hati ini tidak cepat kita
atasi maka akan timbul penyakit-penyakit yang lain yang jauh leebih
berbahaya. Banyak hal negatif yang merupakan dampak dari gelisah
tersebut apabila orang tersebut tidak mengambil tindakan yang tepat dan
tidak dibekali iman yang kuat. Misalnya menjadi malas, sedih yang
berlarut-larut, minum-minuman keras dan narkoba dengan dalih
menghilangkan kegundahan dalam hati.
Allah tidak pernah memberikan suatu ujian kepada manusia melebihi apa
yang kemampuannya, itu merupakan janji Allah dalam Al-Quran
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Q.S Al Baqarah: 286)
Maka
sebagai seorang muslim kita harus yakin, bahwa tidak ada yang kebetulan
di dunia ini, bahwa semua yang terjadi merupakan suratan yang sudah
diatur oleh Allah SWT.
Lalu apabila datang penyakit gelisah tersebut apa yang harus kita
lakukan ? Ingatlah selalu kepada Allah, itulah jawabannya. Hal tersebut
sebagaimana telah Allah katakan dengan jelas pada Al-Quran yang artinya :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du : 28)
dari
ayat tersebut sangat jelas dan itu merupakan janji oleh Allah SWT,
dengan mengingat Allah SWT dan mengingat bahwa semua telah ditakdirkan
dan pasti Allah tau apa yang terbaik bagi kita, maka hati akan menjadi
tenteram. Lalu bagaimana cara kita mengingat Allah ? apakah hanya
seperti kita mengingat barang, seperti saat kita kehilangan barang lalu
diingat-ingat ? tentu saja berbeda. Mengingat Allah disini yang dimaksud
adalah dengan cara seperti kita berdzikir kepada Allah SWT, Mengenal
dan menghayati kebesarannya, Shalat dan tentu saja selalu yakin akan
pertolongannya. Oke, marilah kita sama-sama jabarkan satu persatu
1. Shalat
Ya, shalat merupakan suatu saat dimana manusia melakukan komunikasi
secara langsung kepada Allah SWT. Pada saat itulah saat yang paling
tepat untuk kita bermunajat dan curhat kepada sang Maha Pencipta. Dalam
shalat kita harus hanya mengingat Allah, dan didalamnya terdapat kalimat
- kalimat dzikrullah dan ayat-ayat Allah SWT. Kita mengenal berbagai
macam shalat sunah antaranya apabila kita sedang gundah dan bingung maka
dirikanlah shalat istikharah dan dirikanlah shalat sunnah tahajud
apabila ingin selalu mendapatkan pertolongan dari Allah SWT baik di
dunia maupun di akhirat. Dibawah ini merupakan hadist-hadist rasullulah
tentang Shalat sebagai penawar kegundahan.
«يَا بِلاَلُ أَقِمِ الصَّلاَةَ أَرِحْنَا بِهَا»
Artinya: "Wahai Bilal, iqamahkanlah shalat, tenangkanla kita dengan (mengerjakan)nya". (HR. Abu Daud)
عَنْ
أَنَسٍ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ
«حُبِّبَ إِلَىَّ مِنَ الدُّنْيَا النِّسَاءُ وَالطِّيبُ وَجُعِلَ قُرَّةُ
عَيْنِى فِى الصَّلاَةِ»
Artinya: "Anas radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallambersabda: "Dicintakan kepadaku dari dunia; wanita dan wewangian dan dijadikan sesuatu yang sejuk di mataku ada di dalam shalat". (HR. Ahmad)
2. Selalu Bersyukur Terhadap Setiap Karunia-Nya
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
memaklumatkan, Jika kamu bersyukur akan karuniaKu, pasti Aku tambah
untukmu, jika kamu ingkar, sesungguhnya azabKu sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)
“Dan Allah telah membuat
suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi
tentram, rizkinya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)
nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada
mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu
mereka perbuat”. (QS. An Nahl : 112)
dari dua ayat
diatas Allah telah memberikan janji dan peringatan, pada QS.Ibrahim ayat
7 Allah telah memberikan janji bahwa barang siapa yang bersyukur
terhadap nikmatnya maka Allah akan menambahkan nikmat yang diberikan,
dan pada QS An Nahl ayat 112 Allah memberikan peringatan bahwa Allah
menghilangkan ketentraman suatu negeri yang tidak mensyukuri nikmatnya.
Dari dua ayat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa kita harus
bersyukur terhadap semua nikmatnya, maka dengan bersyukur nikmat kita
bertambah, nikmat bukan hanya berupa materi, ketentraman merupakan
sesuau yang lebih berharga dari pada sebuah materi, karena apabila
seseorang memiliki banyak materi namun dicabut ketenangan oleh-Nya maka
apapun yang dikerjakan rasanya tidak nyaman, bahkan makanpun tidak
enak.
3. Dzikrullah (Berdzikir terhadap Allah)
yah, dzikir merupakan ibadah yang paling mudah dilakukan. Dzikir dapat
dilakukan kapanpun dimanapun asalkan dalam keadaan suci dan tempat yang
tidak najiz. Dzikir juga merupakan salah satu amalan yang sangat mudah
dan ringan untuk dikerjakan, dapat dilakukan di dalam hati maupun
disuarakan dengan lisan. Dzikir ini pun tidak diikuti aturan mengenai
batas minimal atau maksimal untuk melakukannya, intinya adalah niat dan
keikhlasan kita.
Mengingat Allah swt melalui berdzikir dapat dilakukan dengan cara
mengucapkan kalimat-kalimat thoyyibah (seperti, astagfirullaahal’adhim,
subhanallah, alhamdulillah, Laa ilaa ha Illallah, Allahu Akbar) secara
lisan maupun di dalam hati berulang-ulang dan terus-menerus, sebanyak
yang kita mampu.
“… Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah(berdzikir) hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du : 28)
Dzikir,
tidak hanya dilakukan dengan lisan. Namun, dzikir yang utama adalah
rangkaian amalan yang melibatkan pikiran, hati, lisan dan perbuatan.
Dengan selalu berdzikir Insya Allah akan selalu diberi kemudahan,
penceraahan dan ketenangan dalam hati.
4. Selalu Yakin akan Pertolongan Allah
Hidup manusia tidak akan terlepas dari yang dinamakan dengan masalah,
karena masalah terkadang merupakan ujian dari Allah SWT untuk mengukur
seberapa besar ketakwaan dan keimanan kita terhadap-Nya, namun terkadang
masalah yang datang merupakan peringatan Allah terhadap kita agar kita
kembali kepada jalan yang benar.
Yang menjadi masalah sebenarnya adalah bagaimana kita menanggapi dan
mengatasi masalah tersebut. Apabila orang tersebut telah terlalu jauh
meninggalkan Imannya maka orang tersebut gelisah, menganggap bahwa tidak
ada lagi yang mampu menolongnya, sudah tidak berharga lagi hidupnya.
Itulah orang yang berputus asa, padahal masih ada yang Maha Segalanya.
Islam melarang seseorang berputus asa karena masalahnya. hal itu telah
dijelaskan dalam Al-Quran sebagai berikut
"Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang
melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)
melalui ayat
tersebut Allah telah menegaskan larangan putus asa atas segala Rahmat
yang telah Allah berikan kepada kita. Apabila kita mau bertobat niscaya
Allah akan mengampuni karena Allah lah yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Yakinlah selalu bahwa Allah selalu bersama hamba-hambanya
yang beriman. Pertolongan Allah begitu dekat, maka tidak ada alasan
untuk berputus asa. Berdoalah dan meminta pertolongan kepada-Nya,
niscaya Allah akan mendengar dan mengabulkan doa kita
“Dan Allah tidak menjadikan pemberian
bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu,
dan agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari
Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al Imran : 126)
“bilakah datangnya pertolongan Allah?”. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (QS Al Baqarah : 214)
5. Membaca, Mempelajari dan Mengamalkan Al-Qur'an
Sebagai seorang muslim, sudahlam menjadi barang yang harus yaitu
membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Quran. Karena itulah kitab kita
umat muslim, yang sudah menjadi keharusan untuk menjadikannya pedoman
hidup. Al-quran merupakan petunjuk kehidupan dan obat
Dan
Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
(Q.S. Al-Isra' 17:82)
Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang batil)…........ QS. Al Baqarah (2) : 2, 185
dan
al-quran berisikan berbagai kalimat yang penuh dengan kebaikan,
ayat-ayat Allah yang diturunkan pada bulan yang penuh barokah yaitu
Bulan ramadhan, maka niscaya siapa yang dengan secara teratur membacanya
maka tenanglah hatinya, bahkan yang mendengarkanpun akan ikut merasa
tenang.
“ Allah telah menurunkan perkataan yang
paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi
berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada
Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu
mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki
siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah,
niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” (QS.Az Zumar : 23)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman
adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka
dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman
mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (QS. Al Anfal : 2)
Wallahu'alam
Demikian artikel tentang Manusia, Kegelisahan dan Cara Islam
Mengatasinya, semoga artikel ini dapat selalu mengingatkan saya sendiri
dan kita semua serta bermanfaat.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Sumber : wikipedia indonesia(kegelisahan), psikologi.or.id (jenis-jenis kecemasan), Al-quran dan berbagai referensi di internet